Ini kisah empat orang wanita yang semangat menempuh angin malam; yang
dinginnya dari jilbab sampai sepatu, yang halus terpaannya sudah cukup
menjadi alasan untuk berdiam diri di kostan menanti jamal, dan yang
tidak baik buat kecantikan. Bukan untuk mengerjakan tugas kelompok, atau
memasak bersama, apalagi main india-indiaan.
Mereka sangat semangat menuju pelataran CCR (Common Class Room) di mana rapat pleno akan dilaksanakan.
Semangat itu membuat kisah-kisah kecil dalam
perjalanan mereka dan akhirnya disebut 'tangga fenomenal', 'rumput
fenomenal', dan 'jalan fenomenal'.
Tangga Fenomenal
@SC
"Ayo berangkat bareng ke CCR. Udah jam 18.30. Pleno mau mulai..."
"Yuhu~"
Berempat
mereka menuruni tangga menuju keluar SC (Student Center). Memanggul tas
berat, merapatkan jaket, memegang hape, melamun.
Si melamun
berjalan tanpa melihat anak tangganya. Ia menatap lurus ke depan sambil
berpikir entah apa. Ketika anak tangga masih bersisa 2, ia melangkah
begitu santai tanpa mempersiapkan keseimbangan. Lantas ia jatuh indah
seperti sinetron 'tersandung 7' (alay). Si tas berat dan si rapat jaket
hanya melanjutkan langkah tanpa tahu kejadian, sementara si memegang
hape yang menyadari suara cempreng antara lantai dan lutut si melamun
otomatis panik dan mendekatinya. Tapi apa yang dilihat si memegang hape?
Si melamun langsung memeluk kakinya dan tertawa.
Tertawa???
Itu beneran dan akhirnya membuat si memegang hape yang panik ikut tertawa.
Setelah keduanya mulai berjalan lagi, si memegang hape bertanya.
"Kamu gak malu?"
Dijawab si melamun, "Malu... makanya aku ketawa."
Mereka tertawa bersama kembali.
Si tas berat dan rapat
jaket yang menangkap sinyal adanya cerita di antara mereka berdua pun
akhirnya bertanya ada apa. Si melamun hanya menjawab, "Tangga
fenomenal..."
Rumput Fenomenal
Setelah keluar dari SC dan melewati
gym yang memang bersebelahan dengan gedung hijau itu, mereka bertemu
dengan tanah berumput yang (rasanya) dapat menjadi jalan pintas (sejenis
sisi miring phytagoras) untuk segera sampai ke tujuan.
Salah satu dari mereka berkata,
"Eh, kan ga boleh nginjek rumput..."
Salah dua dari mereka bermuka terkejut
"Ga boleh nginjak rumput???" namun tiba-tiba ia malah berlari melewati tanah berumput itu.
Si salah satu langsung menyahut,
"Eh, tungguin!" dan mengikuti salah dua berlari menginjak-injak rumput.
Salah tiga dan salah empat melihat mereka. Ternganga dan tertawa.
"Lha, di bilang gak boleh nginjak rumput, malah langsung lari nginjek-nginjek rumput."
"Lha, yang ngingetin malah ikutan nginjek-nginjek rumput..."
Jalan Fenomenal
Tak jauh setelah
mereka meninggalkan tanah berumput dan bertemu jalanan aspal yang cukup
lebar, mereka menyusun barisan satu saf. Lalu tanpa komando mereka
menyamakan langkah kaki. Kanan, kiri, kanan, kiri. Dan terceletuklah
sebuah celetuk dari pejalan 1.
"Tinggal putar soundtrack nih, Almost Paradise~" (sambil nyanyi).
Pejalan 2,
"Bikin video klip. bikin video klip..."
Pejalan 3,
"Lagu westife...."
Lalu segera melantunlah sebuah lagu dengan langkah seperti video klip westlife yang udah jadul banget...
"An empty street...an empty house...a hole inside my heart..."
Untuk mencapai tujuan akhir,
sebenarnya mereka harus melewati portal pembatas parkir motor-motor yang
pemiliknya berurusan dengan CCR dan tidak pernah dibuka...
Yang
ini tidak terlalu spesial, hanya berakhir dengan dua orang melewati
bawah portal dan dua lainnya lewat dengan memutari portal. Hanya saja
setelah berhasil menuntaskan tantangan terakhir, mereka kembali
menyamakan langkah sambil bergaya video klip...
Ini percobaanku menceritakan kembali cerita yang membuatku harus mengalami sakit perut sepanjang perjalanan karena tertawa...
Sambil menulis memang sesekali meringis...
Entahlah buat yang membacanya...
Yang pasti, setiap orang memiliki pengalaman berbeda. Jangan buru-buru menganggapnya biasa...
Sadari hal-hal kecil yang tanpa sadar turut mewarnai kertas kehidupan kita...
Lalu tuliskanlah...n_n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar